Rabu, 04 Januari 2012

BENTUK KERJASAMA DI WILAYAH ASIA KHUSUSNYA ASIA TENGGARA

1. Kerjasama antar kelompok negara

Negara-negara mengadakan persatuan untuk menggalang kekuatan agar kerjasama yang mereka jalankan bisa efektif. Beberapa organisasi yang bisa digolongkan dalam kategori ini adalah :

· OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)/Organisas negara-negara pengekspor minyak. Tujuan utama pendirian organisasi ini adalah untuk bekerjasama mengatur pemroduksian sumber minyak yang mereka miliki melalui penentuan kuota, agar penawaran tidak terlalu tinggi.

· Group of Seven (G-7) yang sekarang berubah menjadi Group of Eight (G-8). Anggota dari organisasi ini merupakan negara adidaya seperti Amerika, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Rusia. Tujuan pembentukannya sesuai dengan kondisi negaranya, yaitu menjaga agar kepentingan mereka sebagai negara industri dunia tetap terjamin.

· Group of Fifteen (G-15). Kelompok ini berdiri pada tahun 1989 dan beranggotakan Indonesia, Mesir, Malaysia, Algeria, Argentina, Brasil, Cile, India, Jamaika, Meksiko, Nigeria, Peru, Senegal, Venezuela, dan Zimbabwe. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperkuat kerjasama ekonomi dan keuangan diantara negara anggota.

· Gerakan Non-Blok (GNB). Gerakan ini lahir pada tahun 1961 di Beograd, Yugoslavia yang dimotori oleh negara-negara yang menganut politik luar negeri yang tidak memihak yaitu Indonesia, Mesir, dan Yugoslavia. Tujuan utama dari GNB adalah membentuk suatu kekuatan yang netral serta menentang berbagai bentuk kolonialisme dan imperalisme dengan segala manifestasinya.

2. Kerja sama Regional

Kerjasama akan berhasil jika kepentingan para pihak yang bekerja sama terpenuhi. Semakin luas cakupannya biasanya akan semakin sulit untuk menanganinya, karena akan berhadapan dengan berbagai macam perbedaan seperti kepentingan, budaya, orientasi, dsb. Keadaan ini telah mendorong negara-negara untuk bergabung dalam region membentuk sebuah wadah kerjasama seperti Masyarakat Eropa di Eropa Barat, NAFTA di Amerika Utara, ASEAN di Asia Tenggara, dsb. Kerja sama regional ini terwujud karena adanya beberapa hal, antara lain :

a. Kemiripan sosiokultural.

b. Sikap politik atau perilaku eksternal yang mirip, yang tercermin dalam voting di siding-sidang PBB.

c. Keanggotaan yang sama dalam organisasi-organisasi supransional atau antar pemerintah.

d. Kedekatan geografik, yang diukur dengan jarak terbang antara ibukota-ibukota negara tersebut.

BENTUK KERJASAMA DI WILAYAH ASIA KHUSUSNYA ASIA TENGGARA

Di wilayah Asia khususnya Asia Tenggara terdapat sebuah bentuk kerjasama yang dituangkan dalam sebuah organisasi bernama ASEAN. Kerjasama regional ini berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh 5 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Kelima negara tersebut menyepakati Deklarasi Bangkok yang isi pokoknya adalah bahwa mereka bersepakat untuk bekerjasama dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong tercapainya perdamaian regional. Keanggotaan ASEAN mengalami perkembangan ketika Brunei Darussalam diterima sebagai anggota penuh pada tanggal 8 Januari 1984, dan Vietnam menambah jumlah anggota ASEAN menjadi 7 setelah resmi diterima sebagai anggota pada tanggal 28 Juli 1995. Keikutsertaan Myanmar dan Laos menambah anggota ASEAN menjadi 9 anggota.

Sebagai sebuah organisasi regional yang menciptakan perdamaian dan meningkatkan kerjasama, maka dibentuk struktur organisasi ASEAN agar lebih mudah untuk mengkoordinir para anggota ASEAN. Struktur organisasi yang ada pada ASEAN adalah :

· ASEAN Heads of Government (pertemuan para kepala pemerintahan ASEAN).

· ASEAN Ministerial Meeting (pertemuan para menteri luar negeri ASEAN).

· ASEAN Economic Minister (pertemuan para menteri perekonomian anggota ASEAN).

· Sectoral Minister Meeting (pertemuan para menteri energi, pertanian dan kehutanan).

· Other ASEAN Ministers Meetings (pertemuan para menteri di luar kerjasama ASEAN seperti menteri kesehatan, lingkungan, sosial, dll).

· Joint Ministerial Meeting (untuk memudahkan koordinasi dan konsultasi antar sektor dalam kegiatan-kegiatan ASEAN).

· Secretary-General of ASEAN (mendapatkan tugas untuk mengusulkan, memberikan pertimbangan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan ASEAN).

· ASEAN Standing Comitte (badan yang bertugas mengkoordinasikan antar ASEAN MinisterialMeeting)

· Senior Officials Meeting (bertanggung jawab atas kerjasama politik antar anggota ASEAN).

· Senior Economic Officials Meeting (lembaga yang bertugas untuk melaksanakan aspek-aspek kerjasama ekonomi antar anggota ASEAN).

· Other ASEAN Senior Officials Meeting (struktur ini terdiri atas pejabat-pejabat senior ASEAN)

· Joint Consultative Meeting (tugasnya adalah membantu koordinasi kegiatan antar sektoral ASEAN pada tingkat yang resmi).

· ASEAN National Secretariats (tugasnya adalah mengorganisasi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ASEAN di negara yang bersangkutan).

· ASEAN Comitte in Third Countries (bertugas untuk melakukan dialogue partner/berdialog dengan partnernya dengan negara-negara lain di luar anggota ASEAN).

· Sekreteriat ASEAN (bertugas untuk meningkatkan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan-kebijakan, proyek-proyek, dan kegiatan-kegiatan dari badan-badan yang ada dalam ASEAN).

Pada tahun 1969 ASEAN menyetujui dibentuk suatu komisi yang ditugaskan melakukan studi mengenai kerjasama ekonomi ASEAN. Komisi ini terdiri dari para ahli ekonomi ECAFE, FAO, UNCTAD, dan ECOSOC PBB, yang dipimpin oleh Prof. Gunnal Kansu dari Turki dan prof. E.A.G. Robinson dari Swedia. Pada tahun 1972, komisi PBB ini menyampaikan laporannya ke PBB dan ASEAN, yang kemudian dikenal sebagai laporan Kansu (Robinson), yang pada pokoknya mengusulkan agar dalam mengembangkan kerjasama ekonomi ASEAN, dipergunakan sekurang-kurangnya tiga model kerjasama, yaitu sebagai berikut :

1. Agar dilakukan liberalisasi secara selektif dan bertahap, yang pada saatnya nanti dapat dikembangkan pola perdagangan bebas.

2. Agar dilakukan kerjasama dalam bidang industri dengan mendirikan proyek-proyek industri bersama dalam bentukPackage Deal dan industri-industri yang bersifat komplementer.

3. Agar dilakukan kerjasama dalam bidang keuangan seperti bidang perbankan dan asuransi.

Contoh kerjasama antar negara-negara di ASEAN dalam berbagai bidang, yaitu:

1. Badan UNDP dari PBB membantu proyek-proyek kerjasama dalam ASEAN contohnya membantu pembangunan proyek climatic atlas and compedium of climatic statistic yang selesai pada tahun 1982 untuk mengatasi problem ketergantungan negara-negara ASEAN pada ketergantungan kehidupan masyarakat di negara-negara ASEAN pada baik buruknya keadaan cuaca. UNDP menyelenggarakan dua proyek, yaitu proyek program latihan dalam pendidika lingkungan bagi guru dan Instruktur Science di ASEAN. UNDP juga berpartisipasi dalam pengembangan ilmu kelautan (marine science) dan proyek rehabilitasi perikanan pantai yang diikuti dengan pembudidayaan rumput laut diwilayah ASEAN.

2. Politik : ASEAN kawasan yang bebas dari senjata nuklir (Nuclear Weapon Free Zone/NWFZ), deklarasi ZOPFAN/Zone Of Peace, Freedom And Naturality. Artinya zona damai,bebas, netral, tanggal 27 November 1971, Kuala Lumpur. Untuk mendukung perdamaian kawasan ASEAN dan dunia serta pertahanan keamanan bersama ASEAN.

3. Perdagangan : Kadin ASEAN/Asean Chamber Of Commerce and Industry sejak 1971. Asean Free Trade Area/AFTA mulai 1 Januari 1993. Untuk meningkatkan volume perdagangan, meluaskan pasar, dan meningkatkan perekonomian.

4. Kerjasama dibidang sosial dan budaya ASEAN dikelola 3 komite. Komite pmbangunan sosial/COSD, komite kebudayaan dan pnerangn/COCI, komite iptek/COST. Meningkatkan kesejahteraan, pengembangan kebudayaan di wilayah Asia Tenggara, dan peningkatan Iptek untuk perbaikan pangan, sumber daya energi, klimatologi, kebijakan lingkungan, dan lain-lain.

5. Kerjasama masalah pangan : Subkomite Pengelolaan Pangan/Sub-Comittee on Food Handling (SCOFH), untuk perbaikan sistem pangan di negara-negara ASEAN. Misalnya proyek biji-bijian dan perikanan di Filipina, proyek holtikultura di Indonesia, proyek peternakan di Thailand, dan pembentukan Biro Pengelolaan Pangan ASEAN di Malaysia.

6. Kerjasama sektor komunikasi antara anggota ASEAN, sejak 1979 telah dilakukan pemasangan kabel penghubung semua negara ASEAN.

7. Tahun 1981 Jepang memprakarsai dibentuknya Proyek Pengembangan SDM ASEAN/ASEAN Human Resources Development(AHRDP).

8. Peningkatan peranan kaum perempuan dan pemuda dalam pembangunan ASEAN dilakukan melalui ASEAN Women’s Program/AWP dan ASEAN Youth Forum/AYF.

9. Untuk menanggulangi masalah pertumbuhan penduduk yang tinggi serta maslah kependudukan lainnya, ASEAN bekerjasama dengan badan Kependudukan (UNFPA) PBB dan Australia.

10. Masalah penaggulangan narkotika dan obat terlarang dikelola ASEAN Senior Official on Drugs and Narcotics/ASOD.

11. AS dan ASEAN melakukan hubungan kerjasama lewat pertemuan-pertemuan tidak resmi di PBB antara menlu AS-ASEAN di PBB. Antara lain menteri ekonomi ASEAN dengan wakil perdagangan AS (USTR).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar