Sabtu, 07 Januari 2012

KORUPSI TAK KUNJUNG HENTI

KPK dan kepolisian sangat disibukkan dengan adanya banyak kasus korupsi yang berceceran di mana-mana. Kasus yang banyak menimpa oknum pemerintahan ini sepertinya tidak ada ujungnya. Sebelum kasus yang satu selesai, muncul lagi kasus yang lain dimana masalah pokoknya juga tentang oknum pemerintah yang rakus memakai uang negara. Para koruptor sepertinya sudah tidak mempunyai rasa malu, merelakan harga diri mereka untuk bisa mendapatkan sebongkah emas…

Seperti kasus korupsi wisma atlet yang menimpa mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, kasus tersebut seperti tidak ada ujungnya. Nazaruddin setelah diperiksa d KPK pada bulan Desember kemaren, mengatakan bahwa dia telah siap untuk menunjukkan bukti2 mengenai kasus yang menimpanya. Kasus ini sepertinya juga akan selalu menjadi perbincangan hangat mengingat kasus tersebut sampai sekarang belum juga tuntas.

Sebagai penutup tahun 2011, Kejaksaan Negeri Sambas telah menuntaskan empat kasus korupsi. Menurut Kepala Kejaksaan Negeri Sambas, dari empat kasus tersebut, dua di antaranya sudah divonis dan naik banding. Sedangkan dua lainnya masuk dalam tahap sidang di Tipikor PN Pontianak.

Kalau melihat kasus-kasus tersebut kita sangat prihatin, dimana para tikus-tikus berdasi yang secara sok gagah, sok intelek, sok berwibawa, sok keren, tapi tidak punya malu melakukan tindakan korupsi. Harusnya para pejabat khusunya para anggota DPR yang melakukan korupsi harusnya sadar, kalau mereka itu adalah para wakil rakyat, yang harusnya membantu untuk mengurangi masalah yang ada di dalam masyarakat, bukannya malah menambah malu masyarakat dengan ulah para koruptor. Sekarang pun hukum seolah – olah memihak kepada koruptor. Buktinya banyak kasus korupsi yang akhirnya hanya dihukum beberapa tahun, bahkan ada yang bebas. Sedangkap pencuri sandal, atau buah semangka harus d proses, tanpa adanya musyawarah. Para rakyat kecil yang mencuri semangka, sandal, sebenarnya juga karena ulah para koruptor yang telah mencuri hak-hak rakyat kecil, Sekarang hukum itu bisa di beli. Seolah-olah hukum itu berpihak pada yang membayar, bukan yang benar. Dan hukum di Indonesia sekarang ini busuk,

Setiap berita menayangkan tentang korupsi. Ini bukti bahwa para korupsi itu sudah ada dimana-mana, dari tingkat bawah hingga atas. Harusnya para koruptor itu malu, melihat para rakyat yang kelaparan, para rakyat kecil makanpun belum tentu bisa tiga kali sehari. Tapi para tikus-tikus yang berdasi itu tidak punya pusar alias tidak punya malu melakukan tindakan korupsi.

Kalau para pemimpinnya saja sudah tidak punya moral, ya jangan disalahkan kalau rakyatnya pun ikut-ikutan melakukan hal-hal yang melanggar nilai-nilai luhur. Rakyat sudah capek, sudah muak dengan ulah para koruptor. Bisa saja masyarakat nantinya akan berjalan sendiri-sendiri, tidak percaya lagi dengan para pemimpin yang dholim. Ketika pemilu banyak yang golput, itu juga bisa saja karena rakyat sudah tidak percaya lagi dengan para wakil rakyat yang tidak punya moral yang baik.